Jumat, 22 Maret 2013

PUISI untuk guruku


PERSIAPAN KEJUTAN PGRI :)
KAMI HANYA BISA MEMBERIKANMU INI GURU-GURUKU :)

ARTIS DALAM KELASKU


Langkah kaki yang pasti
Bak seorang model dalam catwork
Dengan senyuman termanisnya
Yang mencetarkan langit
Dan tatapan lembutnya
Menghipnotis pandangan


Suaranya yang menggema dinding
Bak seorang penyanyi internasional
Jari jemarinya yang lentik
Mengukir tinta prestasi...


Tanpanya aku hanya butiran debu
Dan tanpanya aku tak mampu terbang
Tuk mencapai masa depanku
Dialah guruku..
Seorang artis dalam kelasku




By: Itha Masithah/E1A 012 016
Prodi: Pendidikan Biologi '2012

Kamis, 21 Maret 2013

DRAMA CALON ARANG

ANGGOTA CALON ARANG SEUSAI TAMPIL :)

Awal adanya naskah ini saya TIDAK COPAS !!
ini adalah asli hasil dari karya saya :)
namun saya terinspirasi dari cerita-cerita rakyat yang banyak beredar yang beragam modelnya :)
kemudian saya membuatnya dalam sebuah naskah dan juga menyesuaikannya dengan jumlah anggota saya :)

awal masuk SMA saya masuk dalam salah satu organisasi teater di SMAN 2 Mataram yang bernama SBP (Sanggar Budaya Pelangi). saya belajar tentang teater dari organisasi ini :)
teater itu seru, asik dan menantang :)
penampilan perdana saya dengan naskah Kapal-Kapalan (naskahnya sih dari senior sy :D)

di kelas 3 SMA pelajaran kesenian saya adalah drama :)
dalam pengambilan nilai MID semester saya menggunakan naskah saya yg berjudul CALON ARANG!
bisa dibilang saya serakah banget dalam hal ini,
udah buat naskah, jadi sutradaranya dan jadi pemeran utamanya pula !!!
gillaa capek ternyata :D
tapi tidak sia2 loo temen2, dengan drama ini saya dapet nilai memuaskan beserta anggota2 saya :)
semangat xii ipa6 smanda '12!!!

NYOBAIN KOSTUM :)
SAAT KAMI SEDANG ISTIRAHAT DI TENGAH LATIHAN :)


















GILA DULU SEBELUM TAMPIL :D
WANITA NARSIS :D


NAH INI NII CALON ARANG DAN ANAK BUAH :P
PLAAK! CALON ARANG :D


KEBERSAMAAN KAMI HEP!!




INI NII NASKAHNYA :)

CALON ARANG
            Dahulu kala di Kerajaan Kediri, pada masa pemerintahan Airlangga di desa Girah, Ada sebuah perguruan Ilmu Hitam yaitu Ilmu pengeleakan yang di dipimpin oleh seorang janda yang bernama Dayu Datu yang di beri julukan Ibu Calon Arang. Ilmu hitam yang dimiliki ini adalah ilmu Leak yang dapat menyebabkan manusia mati secara perlahan dan dapat menimbulkan penderitaan yang hebat dan berkepanjangan.
            Ibu Calon Arang memiliki seorang putri kandung yang bernama Diah Ratna Manggali. Karena usia putrinya telah cukup untuk menikah. Bermaksudlah Ibu Calon Arang mencarikan pendamping hidup untuk putrinya.
Kisah ceritanya adalah sebagai berikut.
Calon Arang                : “Putriku, kau telah beranjak dewasa. Tidakkah kau menginginkan
                                         seseorang untuk mendampingi hidupmu?”
Ratna Manggali           : “Tetapi ibu, tidak ada satu pemudapun yang ingin melamarku. Akupun ingin memiliki seorang pendamping untuk mengayomiku”
Calon Arang                : “Kau tak usah bersedih putriku, ibu akan segera menyuruh sisya ibu
untuk  mengadakan sayembara”
Ratna Manggali           : “Tetapi ibu?? Bagaimana jika tetap tidak ada seorang pemuda yang                                   meminangku?”
Calon Arang                : “(terdiam) tenanglah!! Ibu yang akan mengurus semua!!”
Ratna Maggali             : “Baiklah ibu”
Calon Arang                : “Sisyaku... Aku ingin kalian mengadakan sayembara untuk mencari pendamping hidup putriku, Diah Ratna Manggali”
Sisya                            : “Baik guru, segera kami laksanakan”
Beberapa hari kemudian.
Nyi Larung                  : “Maafkan kami guru. Hingga saat ini tak ada seorang pemudapun yang datang untuk melamar tuan putri”
Calon Arang                : “APAA!! Bagaimana semua ini bisa terjadi?! Mustahil jika tak ada yang tertarik dengan putriku”
Nyi Lendi                    : “Ampun guru, dari berita yang kami dengar putri Diah Ratna Manggali diduga bisa ngeleak, lantaran pada hukum keturunan yaitu apabila ibunya bisa ngeleak maka anaknya pun mewarisi ilmu leak itu”
Calon Arang                : (Marah, pandangan matanya berubah seolah-olah menahan panas hatinya yang membara).
                                    “Aku tak ingin putriku menjadi perawan tua, dan aku pasti tak akan memiliki keturunan, dan aku tak bisa pula menggendong seorang cucu. Siapa yang telah berani menyebar fitnah untuk putriku”
Nyi Lenda                   : “Ampun guru,,, kami tidak mengetahui siapa yang telah berani memfitnah putri Diah Ratna Manggali”
Calon Arang                : “Penghinaan ini bagaikan air kencing dan kotoran ke wajah dan kepalaku!!! Aku akan membalas semua ini, rakyat Kediri akan hancur lebur, dan luluh lantah dalam sekejap. Semua orang akan mati mendadak!!! Semuanya akan menanggung akibat dari fitnah dan penghinaan ini. Kalau tidak tercapai apa yang aku katakan ini, maka lebih baik aku mati, percuma aku menjadi manusia! Hati ini tidak akan merasa tentram jika aku tidak membalas dendam”
Nyi Sedaksa                : “Kalau demikian niat guru, bagaimanakah kita  bisa melakukan hal tersebut?”
Calon Arang                : “Ketahuilah, jangan terlalu khawatir akan segala kemampuanku, aku ibu Calon Arang, bukanlah orang sembarangan dan murahan. Kalau tidak yakin dengan diri, maka aku tidak akan sesumbar begitu. Biar mereka merasakan akibat dari segala perbuatan yang telah mereka lakukan terhadap anakku”
Sisya                            : “Baik guru”
Calon Arang                : “Kalian berempat aku tugaskan untuk mengumpulkan semua murid-muridku. Tunggu hingga tengah malam tiba, aku akan menurunkan segala ilmu pengeleakanku kepada kalian semua, karena hari masih terang dan sore, sebaiknya kalian semua melakukan pekerjaan seperti biasanya. Aku akan mempersiapkan segala sesuatunya. Nanti malam kita akan berkumpul lagi untuk membicarakan masalah ini, kita akan membuat Kerajaan Kediri gerubug berupa serangan wabah penyakit dan mematikan”
Sisya                            : “Baik guru”
Gerubug di Kerajaan Kidiri.
(Rakyat-rakyat sedang melakukan kesibukannya masing-masing)
Rakyat 1                      : “Cepatlah, hari semakin gelap, hari ini adalah hari Kanjeng Kliwon, hari yang sangat keramat”
Rakyat 2                      : “Iya benar,, Sebaiknya kita lekas pulang dan mengunci seluruh pintu”
Rakyat 3                      : “Jangan lupa ternak-ternaknya dikurung, sebab  sangat berbahaya jika hewan ternak dibiarkan berkliaran malam ini”
Para penduduk pun tak ada yang berani keluar sampai larut malam. Ketika penduduk Kediri tertidur lelap di tengah malam, ketika itulah para murid atau sisya Ibu Calon Arang yang sudah menjadi leak datang ke Desa-desa wilayah pesisir Kerajaaan Kediri.
Nyi Sedaksa                : “Seperti yang telah diperintahkan oleh guru, kita harus segera menyebarkan wabah penyakit di Desa Kediri ini”
Para Leak                    : “Baiklah.. Hahahahahaha (tertawa seram)”
Para leak pun berpesta pora menyebarkan wabah penyakit itu. Ketika hari menjelang pagi, para leak harus segera bergegas pergi.
Nyi Lendi                    : “Wahai para leak,,, seperti hukumnya sebagai leak, waktu kita hanya di malam hari, apabila kita melanggar. Celakalah kita!!! Segera kembali ke tempat semula dan pulang kerumah ”
Keesokan harinya setelah leak-leak menyebarkan wabah penyakit.
Rakyat 4                      : “Ada apa ini??? Tubuhku menjadi gatal semua”
Rakyat 5                      : “Ya Tuhan... Ada apa dengan desa kami?”
Rakyat 6                      : “Aku tidak sanggup menahan rasa sakit ini... Aaaaaaaahhh!!!
Rakyat 7                      : “Tolooooongggg..toloooong!! sakiiiitt..saaaakiiiit”
Rakyat 8                      : “Kutukan siapakah ini!!!!!!”
Rakyat 7                      : “Apa salah kami mendapatkan kutukan seperti ini”
Rakyat-rakyat             : “Tolong!!! Hentikan kutukan ini!!!”
Para penduduk melakukan perjalanan ke Kerajaan Kediri untuk melaporkan kepada Raja Kediri atas wabah penyakit yang telah terjadi di desa Girah.
Si Pemabuk                 : (Berjalan sempoyongan dengan mata merah dan bicaranya ngawur) “Mana leak Calon Arang yang telah memakan anakku, akan aku santap bola matanya mentah-mentah” ( muntah-muntah kemudia mati)
Rakyat 8                      : “ternyata pemuda ini yang telah menjadi biang keladi dari musibah ini. Dia telah memfitnah anaknya Calon Arang, Diah Ratna Manggali”
Rakyat 2                      : “Jangan-jangan hal itu yang menjadi penyebab dari penyakit gerubug yang melanda desa-desa pesisir wilayah Kediri sekarang ini”
Rakyat 3                      : “Waahhh... mungkin karena Calon Arang merasa tersinggung yang menyebabkan wabah penyakit ini”
Rakyat 4                      : “Mungkin saja ia akan membalas dendam sesuai dengan kemampuannya”
Rakyat 7                      : “Apalagi Calon Arang adalah orang yang sangat sakti dan memilki murid yang sangat banyak, sehingga ia ingin menghancurkan desa-dessa di kerajaan Kediri dengan menyebar penyakit gerubug ini”
Rakyat 6                      : “Baiklah,, segera kita percepat langkah menuju Kerajaan Kediri untuk melaporkan kepada Raja Airlangga”
Di Kerajaan Kediri
Rakyat 1                      : “Ampun baginda, ada berita buruk yang ingin kami sampaikan”
Raja Airlangga            : “Ada berita buruk apa yang ingin kalian sampaikan?”
Rakyat 1                      : “Di desa kami telah terkena wabah penyakit Gerubug. Hampir seluruh rakyat telah meninggal. Kami meminta kepada baginda untuk segera mengatasi masalah ini”
Raja                             : “Kalau begitu keadaannya, penyebar Gerubug di desa tidak lain dan tidak bukan adalah ibu Calon Arang. Aku tidak akan meninjau ke desa lagi, tetapi aku akan segera berup0aya menyelesaikan masalah ini dan menghadapi Calon Arang yang sakti itu”
Rakyat 5                      : “Baik baginda... sebagai penduduk kami mempercayaimu sebagai raja kami”
Raja                             : “pengerusakan dan penyebaran penyakit ini adalah tantangan langsung bagiku sebagai penguasa di Kerajaan Kediri ini. Aku akan menghadapi bagaimanapun saktinya Calon Arang. Calon Arang sangat berani kepadaku dan sangat besar dosanya karena telah membunuh banyak rakyatku yang tidak berdosa. Kembalilah ke desa dan beritahukan kepada seluruh penduduk agar bersabar dan selalu memuja kebesaran Tuhan, berikan penerangan di sudur-sudut desa”
Rakyat-rakyat             : “Baik baginda, kami akan kembali ke desa dan segera akan kami laksanakan”
Raja hanya bisa diam dengan pandangan kosong.
Ratu                            :”tenanglah kakanda, berfikirlah dengan tenang dan bijaksana”
Raja                             :”apa yang harus aku perbuat untuk rakyat-rakyatku adinda???”
Ratu                            :”kau adalah raja kakanda, kau pemimpin di desa girah, kau tidak boleh gegabah menghadapinya, tenanglah.”
Ki Patih Madri            : “Sugre baginda raja dan baginda ratu”
Raja                             : “Kemarilah Madri, mendekat kepadaku. Aku ingin bertukar pikiran kepadamu”
Ki Patih Madri            : “baik baginda raja”
Ratu                            :”kalau begitu aku akan keluar, bicarakanlah masalah ini”
Raja                             : “aku hari ini sangat kesal, marah dan bercampur sedih dalam hatiku. Calonarang telah menebar penyakit gerubug di desa. Banyak rakyatku yang sakit dan meninggal di sana. Ia ingin menghancurkan Kerajaan Kediri, serta menghancurkan kekuasaanku. Sekarang karena kebetulan sekali kau datang ke Istana, maka aku ingin mendapatkan masukan dari engkau mengenai masalah yang menimpa desa ini. Bagaimana caranya menumpas dan melenyapkan Calonarang beserta murid-muridnya yang telah berbuat onar tersebut. Sebab kalau tidak ditangani segera, maka rakyat desa Kerajaan Kediri akan habis, bahkan ia akan merencanakan untuk menghancurkan Kerajaan Kediri secara keseluruhan”
Ki Patih Madri            :” Mohon ampun Paduka, tidak patut rasanya hamba sebagai patih yang sangat bodoh memberikan masukan kehadapan Paduka. Namun atas titah Paduka, maka hamba akan mencoba untuk ikut turun pendapat mengenai masalah ini”
Raja                             :”Terima kasih Patih Madri”
Ki Patih Madri            :” Sekarang Paduka jangan terlalu bersedih dan khawatir. Hamba akan menjalankan kewajiban sebagai rakyat bersama dengan rakyat Kediri yang lainnya. Hamba akan mengabdikan jiwa dan raga hamba untuk Kediri. Kita akan gempur Calonarang, kita hancurkan muridnya, dan kita musnahkan Calonarang”
Raja                             : ”Kupercayakan padamu Patih Madri”
Ki Patih Madri            :”hamba permisi paduka”
Keesokan harinya setelah pasukan Ki Patih Madri telah menggempur Calon Arang
Rakyat                         :”Ampun baginda, Ki Patih Madri telah gugur dalam medan perang melawan Calon Arang. Pasukan kami telah kalah”
Raja                             :” Harus kalian ingat mengenai kewajiban dalam pertempuran. Apabila mati dalam peperangan, maka darah yang mengalir muncrat akan menghapus segala dosamu. Itulah yang hendaknya diingat dan dijadikan pedoman. Semuanya itu adalah merupakan sebuah pengorbanan yang suci”
Rakyat                         :” baiklah tuanku, sangat senang hamba mendegar pesan tersebut. Sekarang kami sadar dan yakin akan diri. Hamba akan membela mati-matian dan menyambung nyawa menghadapi Calonarang beserta dengan murid-muridnya”
Raja                             :” Baiklah kalau begitu, Aku sebagai Raja Kediri sangat menghargai kesetiaamu. Kalau begitu panggilkan aku Empu Bharadah dan tugaskan ia untuk mengatasi gerubug dari ulah onar si Ratu Leak Calon Arang”
Beberapa saat kemudian
Empu Bharadah          :”Sugre baginda, hamba sudah mendengar masalah yang telah terjadi. Terus terang aku tidak sanggup untuk mengalahkan Calon Arang, karena ia memiliki kekuatan yang sangat luar biasa”
Raja                             :”Lalu apa rencana kau dalam masalah ini”
Empu Bharadah          :”Begini saja baginda, akan aku tugaskan anakku Empu Bahula untuk meminang Diah Ratna Manggali putri Ibu Calon Arang agar ia bisa mencuri rahasia ilmu pengleakan Calon Arang”
Raja                             :”Sepertinya hanya itu jalan satu-satunya untuk mengetahui rahasia kesaktian Calon Arang”
Empu Bharadah          :”Anakku, bersediakah kau meminang putri dari Ibu Calon Arang??”
Empu Bahula              :”Baiklah ayahanda, demi keselamatan desa Girah dan Kerajaan Kediri aku bersedia untuk meminang putri Diah Ratna Manggali”
Raja                             :”terimakasih Empu Bahula”
Empu Bahula              :”Sudah sepatutnya aku membantu baginda”
Di kediaman Calon Arang
Nyi Larung                  :”Ampun guru, ada yang ingin bertemu dengan guru”
Calon arang                 :”Siapa yang telah lancang ingin bertemu denganku??”
Empu Bharadah          :”Aku Calon Arang”
Calon Arang                :”Apa yang kau inginkan?? Apa kau ingin menantangku??”
Empu Bharadah          :”Tidak, kami tidak ada niat buruk terhadapmu Calon Arang. Maksud kedatangan kami adalah anakku Empu Bahula ingin meminang putri Diah Ratna Manggali”
Calon Arang                :”Apa aku tidak salah dengar??”
Empu Bahula              :”Tidak Nyai, aku sungguh ingin meminang putri Diah Ratna Manggali”
Calon Arang                :”Baiklah, akan aku panggilkan putriku. Ratna manggali?? Kemarilah”
Ratna Manggali           :”Ada apa Ibu memanggilku??”
Calon Arang                :”Pemuda ini ingin meminangmu”
Ratna Manggali           :”Benarkah??”
Empu Bahula              :”Benar putri, aku sungguh ingin meminangmu menjadi istriku”
Calon Arang                :”Apakah kau bersedia menerima pinangan pemuda ini?”
Ratna Manggali           :”Aku bersedia ibu”
Calon Arang                :”Baiklah(ahahahahahahhaha). Aku akan mengadakan pesta pernikahan yang sangat megah”
Empu Bahula              :”Tetapi Nyai, aku ingin wabah penyakit di desa ini dihentikan. Karena aku ingin dihari pesta pernikahanku semua rakyat menghadiri dan merasakan kebahagiaan kami. Dan aku tidak ingin bencana ini merusak hari bahagiaku”
Calon Arang                :”Tenanglah, itu hal kecil bagiku(hhahhahahhahah)”
Acara pernikahan yang sangat megah
Empu Bahula              :”Dinda, aku sangat kagum kepada ibumu, apa yang telah membuat ibumu begitu sakti sehingga tiada seorangpun yang dapat mengalahkannya?”
Ratna Manggali           :”Sebenarnya ia memiliki lontar yang dibacanya setiap hari. Lontar itu yang membuatnya sangat sakti, sehingga kapanpun ia menghendaki bencana maka terjadilah”
Empu Bahula              :”sungguh hebat ibumu, apa dinda tau dimana beliau biasa menyimpan lontarnya”
Ratna Manggali           :”Mengapa kanda begitu ingin mengetahuinya?”
Empu Bahula              :”Perlu kau ketahui dinda, beliau lah yang telah membuat bencana d desa Girah. Tegakah kau melihatnya?”
Ratna Manggali           :”Tentu tidak kanda, aku sungguh tidak tahu dimana ibu menyimpan lontarnya”
Empu Bahula              :”Kanda mohon dinda, beritahu kanda jika kau memang mencintai kanda”
Ratna Manggali           :”tapi kanda??”
Empu Bahula              :”Aku mohon dinda, kau bisa mempercayaiku”
Ratna Manggali           :”Sebenarnya lontar itu biasa di letakkan ibu di bawah bantalnya”
Empu Bharadah          :”Terimakasih dinda kau telah memberitahukan aku. Sudah larut, sebaiknya kita segera tidur”
Ratna Manggali           :”Baik kanda”

Empu Bahula telah berhasil mendapatkan lontar tersebut.
Empu Bahula              :”Akhirnya aku mendapatkan lontar ini, aku akan segera memberikannya kepada ayahanda”
Di kediaman Ibu Calon Arang
Calon Arang                :”siapa yang telah berani mencuri lontarku!!!”
Nyi Lenda                   :”Ampun guru, Empu Bahula telah menghilang, sepertinya ia yg telah berani mencuri lontar guru”
Calon Arang                :”Beraninya kau menjebakku Bharadah !!!”
Nyi Lendi                    :”Guru, Pasukan Bharadah dan Kerajaan Kediri sedang menuju ke sini, mereka semua ingin menantang guru”
Calon Arang                :(membaca mantra dan kerasukan)
”Para sisyaku semuanya, permohonan kita kehadapan Bhatari Durga telah terkabulkan dan telah mencapai puncaknya. Kesaktian telah kita bangkitkan semuanya, dan telah merasuk ke dalam jiwa dan raga. Kini saatnya kita bertarung menghadapi Empu Bharadah dan Balayuda Kediri. Kita akan pertahankan harga diri kita. Mampuskan semua orang-orang Kediri yang datang ke sini menyerang”(tertawa ngakak yang menakutkan)
Empu Bharadah          :(membaca mantara sambil memegang kris)
Calon Arang                :”Hai kau Empu Bharadah!!! Beraninya kau mencuri Buku Lontarku!!!”
Empu Bharadah          :”Maaf kami lancang, namun lontar ini harus dimusnahkan sebelum bencana lain bermunculan”
Calon Arang                :”Biadab kau Bharadah !!!!”
Pertempuran antara Leak dan pasukan Kerajaan Kediri dimulai. Hingga hampir pagi dan kekuatan Calon Arang menghilang dan ia berubah wujud menjadi seekor burung garuda.
Empu Bharadah          :” Hai kau Calon Arang pengecut, di mana gerangan engkau bersembunyi. Sudah berwujud apa engkau sekarang, aku akan hadapi. Aku menantangmu, ayolah segera tunjukkan batang hidungmu”
Calon Arang                :” Empu Bharadah, dimana bersembunyi rajamu. Hahahahaahha (mengejek)”
Empu Bharadah          :”Bidikkan panah itu ke burung Garuda Calon Arang”
Ki Kebo Wirang          :”Baiklah !! tetapi dimana keberadaan wanita itu !!! aku tidak melihat apapun di langit”
Empu Bharadah          :”Kau pancing kemarahan Calon Arang, tantanglah dia”
Ki Lembu Tal              :”Hai engkau Calonarang, kenapa engkau bersembunyi. Ayo turun, akan aku potong lehermu, akan aku cincang engkau, bila perlu aku jadikan burung garuda panggang. Hai kau Calonarang, kalau memang engkau sakti mengapa engkau bersembunyi di tempat yang tinggi begitu. Kalau engkau mau, kau boleh hisap pantatku
Calon Arang marah dan segera menyambar Ki Lembu Tal dan akhirnya terkena bidikkan sehingga membuatnya tak berdaya.
Calon Arang                :”aaahhh!!! Kau bharadah !!!! Biadab kau !!!!”
Dengan meninggalnya Ibu Calonarang maka bencana gerubug (wabah penyakit) yang melanda Kerajaan Kediri bisa teratasi. Dan inilah legenda cerita Calon Arang yang sampai saat ini ceritanya sangat terkenal dan kuat di hati rakyat Bali.

SEKIAN....
MAAF APABILA ADANYA KESALAHAN KETIK ATAUPUN KESALAHAN KATA-KATA :)
terimakasih telah berkunjung :) :D

Rabu, 20 Maret 2013

Aku dan Pendidikanku

Itha Masithah nama pemberian orang tua saya :)
Itha panggilan saya
Itha adalah anak dari Pak Muhlis dan Buk Nirmala, mereka adalah orang-orang hebat buat saya :')
Itha lahir tepat pada Hari Rabu tanggal 25 Mei 1994 pada pukul 04.30 WITA di Mataram, NTB
Itha adalah anak ke3 dari 4 bersaudara

saya biasa memanggil ibu saya dengan sebutan Dae.
(dulunya saya lebih menyukai memanggilnya Mama, tetapi Tua Siwe (alm. nenek dari dae) selalu memarahi saya jika saya memanggilnya Mama, katanya gak bolehlah, dosalah. hahaahahhaahhaa berbagai alasan tua siwe agar sy tidak memanggilnya mama lagi, tetapi DAE. I miss you TUA SIWE :*)

okee balik dengan pendidikan saya :)
sejak kecil sy hanya mengetahui kedua orang tua sy adalah org yg hebat dan super sibuk.
dan sejak kecil pula sy sudah di tempatkan di TPA(tempat penitipan anak) bukan tempat pembuangan akhir ya :D 
yg berada tepat di belakang FK UNRAM, lupa namanya apaan *eh
dae menitip saya disana dari beliau pergi kerja dan menjemput kembali seusai pulang kerja

sampai akhirnya sy sudah cukup uuntuk masuk taman kanak2,uppss tp loncat heep.yang seharusnya NOL kecil dulu, tapi saya langsung di NOL besar, hahahahah
dae mengirim sy masuk ke dalam TK Aisyiyah Bustanul Athfal di cabang tanjung karang, yaa deket2 rumah ajja. tp kenyataannya apa? saya tidak betah disini
namanya masih kecil ya, di palakin terus :D sedih betul :D
dan tragisnya sy benci pergi sekolah saat itu, kenapa? karena setiap pulang sekolah pasti ketemu orang gila, namanya ABOK hahahahaha
pobia bgt sm org gila itu
belum lagi kalo pulang sekolah gak penah ada or dirumah,, uuhhh sy kan cute bgt dae, kok tega biarin anaknya sendiri :D

sudah2 itu masih kecil yaa :D

mulai masuk SD tahun 2000-2006, waktu itu namanya SDN 2 Ampenan, sekarang berubah SDN 38 Ampenan
seneng bgt bisa pakai baju baruu, dapet baju merah putih, pramuka, batik
berbeda saat TK, saat SD sy sgt bersemangat dan bahagia beeuuddss 
banyak temen2, hihihihihihh
gak ada tuu takut2 org gila samadi palakin
yg ada sy yg galakan sekarang:D
tetp dapet peringkat pula :D

singkat cerita,

masuk SMP dong,, Alhamdulillah salah satu SMP favorit di Mataram,
sy masuk SMPN 1 Mataram tahun 2006-2009
masa SMP saya sgt menyukainya,teman2 yg lebih banyak lagi :D
dan pacar pertama *uppsss
pelajaran mulai susah hep :/
tapi tetep cemumud :p

3 tahun berlalu,

ayyyeyeyeyyy SMA cooyyy
waaaahhhh saya masuk SMANDA, SMAN 2 Mataram tahun 2009-2012, yaa favorit juga :D
waaoooww, katanya org org masa2 SMA itu gk bisa terlupakan
BENER BANGET PAKE BETUL :D
I MISS YOU SMANDA :*:*:*
sekarang?
uda kuliah aja:')
baru semster 2 udah kayak gini, apalagi semster atas
besok adek2 yg masih SD, SMP, SMA
ngerasaen bedanya sm kuliah
pasti pengen balik ke TK kayak sy :D

segini dulu ajaa yaa cerita konyol aku dan pendidikanku :D


terimakasi telah berkunjung:*